Rincian Aduan : LGWP93141801

Selesai Public

KABUPATEN PATI, 26 Jun 2021

Bapak yang sangat saya hormati. Saya menghargai dan menghormati setiap keputusan yg bapak buat. Saya sebagai salah satu anak bangsa mau menyampaikan sedikit keluahan yang mewakili rakyat kecil pak. Bapak saya baru beberapa hari ini pulang ke surga tanpa mendapatkan pelayanan medis. Kami rakyat sangat bingung mau berobat kemana dalam kondisi darurat pandemi. Ke puskesmas ditolak, ke RS juga ditolak. Di puskesmas tidak berani menangani, di RS Krn alasan penuh. Apa kami tidak berhak untuk mendapatkan pertolongan pertama unt pasien yang urgent? Sampai2 di oper ke RS lain yang jaraknya jauh dari kami, dan bapak kami tidak bisa tertolong karena jantung sudah lemah. Saya mempertanyakan kenapa pihak medis tidak berani memberi pertolongan pertama seperti infus/ oksigen Krn bapak saya yang diare sudah beberapa hari dan badan sudah lemas. Atau apakah memang begitu prosedur nya? Saya hanya rakyat awam yang tidak paham unt bertanya pak. Apakah memang begini prosedurnya, pihak rumah sakit, puskesmas bebas menolak pasien yang urgent karena alasan kamar inap penuh tanpa penanganan?? Apakah rakyat lain juga begitu diperlakukan tanpa perawatan awal dalam kondisi darurat? Saya juga mempertanyakan buat apa aplikasi JKN mobile dibuat kalau tidak bisa membantu rakyatnya. Kami melihat ada menu ketersediaan rawat inap disana. Tapi ternyata tidak berguna sekali bahkan menjerumuskan kami yang butuh pelayanan cepat. Jam, tanggal di-update tapi ketersediaan kamar tidak sesuai dengan fakta yang ada. Padahal kalau itu aplikasi bisa optimal sesuai fakta lapangan orang2 yang butuh keadaan darurat bisa mengecek lokasi yang masih ada kamar rawat inap kosong. apa aplikasi JKN hanya unt menguntungkan developer nya saja tapi fungsinya tidak terawasi? Kami pengguna BPJS mandiri, saat kami sampai di salah satu RS di Rembang,bapak saya dinyatakan meninggal. Petugas RS mau membuat pernyataan bahwa bapak "dicoronakan" tapi hal tersebut kami keluarga tolak karena tidak dilakukan pemeriksaan.Pihak RS menawarkan kami solusi ditengah kehilangan kami. "Jenazah bisa dibawa pulang dengan ambulans tapi bayar kalau tidak mau dicoronakan" Meski kami bukan orang kaya yang unt mengambil jenazah bukan masalah untuk kami pak. Puji Tuhan masih ada yang unt membayarnya. Tapi pernyataan yang disampaikan sangat menyayat hati kami. Apakah rakyat lain pun diperlakukan begitu?? Tanpa tes menyatakan orang yang sakit di RS terkena Corona?? Dan kalau kena Corona semua gratis ambulans? Sementara yang menolak harus bayar ambulance meskipun kami memakai BPJS?? Apa prosedur memang berbeda? Ini pernyataan orang awam seperti saya pak. Dan kasus lagi di telinga saya dengar bahwa ada yang meninggal di RS harus membayar 6,5 juta untuk bisa memandikan jenazah membawa pulang jenazah. Apa ini bukan suap atau sudah jadi bisnis di RS?? Sekali lagi pak, ini pertanyaan saya orang awam. salah satu RS ini sangat dikenal demikian di lingkungan masyarakat kami. salah satu RS di Rembang Maafkan saya pak. Pikiran saya jauh melampaui buruk untuk hal ini. Ini hanya pikiran saya orang awam pak. Apakah sama dan betul perlakuan seperti itu. Dan hal lain yang mungkin tidak terpantau yaitu bantuan2 desa unt terdampak corona. Banyak saya mendengar keluhan dari orang bahkan ibu saya yang hanya buruh batik. Hanya mendapatkan bantuan perbulan 300 ribu dr tani itupun cair cuma 3 kali pak. Sementara yang 1 KK ada PNS bisa dapat bantuan lebih. Banyak orang yg dekat perangkat, keluarga merakalah yang mendapatkannya pak. Apakah itu tepat sasaran?? Saya hanya orang awam yang merasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia harus tepat. BPJS bantuan pemerintah juga saya pertanyakan pak. Siapa yang menerima bantuan itu seharusnya?? maaf bila pesan saya ini tidak bermakna dan banyak tidak berkenan. terimakasih bapak. Ribka Wahyuningrum

0 Orang Menandai Aduan Ini