Rincian Aduan : LGWP92574741

Selesai Public

KOTA SEMARANG, 07 Jun 2020

Kepada Yth. Gubernur Jawa Tengah. Bersama ini saya sebagai bagian dari masyarakat Jawa Tengah khususnya Kota Semarang yg saat ini menjadi salah satu kota tertinggi terdampak COVID-19 bermaksud memberikan saran dan masukan yg mungkin berguna untuk dapat setidaknya menekan jumlah peningkatan jumlah korban COVID-19. Saya sendiri tdk berasal dari bidang pengembangan teknologi, namun saya berpikir ide yg muncul dalam benak saya dapat berguna. Sejauh ini gejala korban terdampak COVID-19 diindikasikan dengan peningkatan suhu tubuh yang mana tdk dapat terdeteksi tanpa alat pengukur suhu (termometer) dan hal ini akan sulit diketahui dikerumunan atau ruang bebas, dan karakter masyarakat yang beragam, terkadang kurang kesadaran dan beberapa kasus bahkan menolak atau menyembunyikan penyakitnya. Sekiranya dapat diterapkan mungkinkah pemerintah menggunakan sensor thermal emerging yang dapat melakukan penginderaan panas jarak jauh terhadap orang - orang yang mengalami peningkatan suhu tubuh (dari situ bisa dipilah antara suspect dan non-suspect) melalui pemeriksaan dokter dan SWAB, dengan demikian area dengan orang2 yg suhu tubuhnya meningkat dan tidak akan terdeteksi dan persebarannya dapat diketahui. Untuk membantu pelaksanaan, mungkin bisa digunakan satelit yg dibantu dengan drone serta pengembangan aplikasi yg dapat diakses melalui mobile phone. Seperti GPS yg dapat melacak keberadaan seseorang dan tempat, satelit dapat memproyeksikan area dengan orang atau kerumunan dengan suhu tinggi melalui sensor thermal imaging pada drone tersebut. Protokol penyerahan jenazah korban COVID-19 diharapkan dapat menggandeng aparat agar dapat memberikan pengamanan sebelum kabar diterima oleh keluarga agar tidak terjadi pengambilan paksa jenazah. Semoga ide ini dapat membantu mengurangi jumlah korban COVID-19 bukan hanya di Semarang tetapi juga diwilayah lain di belahan Indonesia dan mulai menata kembali peta perekonomian kita karena dengan semakin banyak jumlah penderita COVID-19, tenaga medis jg akan mengalami kesulitan, apalagi bila tenaga medis juga terjangkit dan sampai ada yang meninggal maka jumlahnya akan berkurang sementara tenaga medis tidak dapt dibentuk dalam hitungan hari atau bulan namun bertahun -tahun dan dampaknya akan melebar ke ranah lain apalagi tenaga medis sampai berkurang karena bisa berimbas pasien sakit (non-COVID19) karena tidak memperoleh penanganan. misalnya saja pasien melahirkan yang perlu menjalani operasi, kalau dokter yang menangani terkena COVID-19 dan jumlah berkurang maka resiko kematian juga akan meningkat. Demikian halnya dengan penyakit lain yang membutuhkan perawatan juga akan terabaikan. Kita tahu di Indonesia ini jumlah tenaga medis juga masih kurang dan merubah pola pikir masyarakat juga tidak mudah. Terima Kasih ????

0 Orang Menandai Aduan Ini