Detail Aduan
Rincian Aduan : LGWP91185162
KOTA SEMARANG, 18 Feb 2017
Slmt malam pakgub,Sy sdh menulis laporan di web ini Dr tgl 7 Februari 2017 sampe skrg blm ada tanggapan, terus kmrn tgl 17 Februari 2017 saya menulis lg di web ini dngn menampilkan lg laporan sy yg tgl 7 Februari 2017, reportnya sukses, tetapi laporan sy yg tgl 17 Februari 2017 tdk muncul di liat laporan pakgub. Berikut saya salinkan kembali laporan saya sebelumnya.mohon tanggapannya... "Sugeng Enjang pakgub, mohon pendapat apakah prosedure yg dilakukan RS Kariadi Semarang dlm menangani pasien sdh benar. Ibu saya rawat inap di RS Kariadi mulai tgl 8 Januari 2017 sekitar pukul 22.30 WIB krn penyakit gula basah dan ada luka membusuk di jari telunjuk kaki kanan.selama dirawat ditangani oleh dokter internist dan dokter bedah.stlh dirawat bbrp hari, akhirnya tim dokter memutuskan utk diamputasi 2 jari kaki kanan (jari telunjuk dan jari tengah kaki kanan).Info ttg amputasi ini disampaikan oleh asisten dokter bedah yg visit Krn dokter bedahnya tdk prnh visit selama ibu saya dirawat.akhirnya lwt persetujuan keluarga, ibu saya dioperasi tgl 12 Januari 2017.Stlh itu kami pun lega dngn harapan ibu segera pulih.keesokan harinya kembali asisten dokter bedah visit dan menyampaikan kl ibu akan diamputasi lg minim 3/4 telapak kaki kanan dan maximal di atas mata kaki kanan.saya kaget dan menanyakan knp tdk sekalian waktu operasi pertama?jwbn asisten dokter bedah "saya perlu persetujuan keluarga, kl tdk ada persetujuan keluarga kami bs dituntut" (sampe disini msh msk akal jwbn asisten dokter tsb). Lalu beliau melanjutkan "lagian kmrn saya sdh terlanjur bilang kl hanya 2 jari kaki saja yg diambil" (terlanjur bilang??Kami pun bertanya2 apakah sblm melakukan tindakan tim dokter tdk melakukan foto, tes, atau observasi utk memutuskan akan melakukan tindakan apa kpd pasien??). Dngn pertimbangan utk kesembuhan ibu, akhirnya kami setuju dan ibu diamputasi 'kembali' tgl 20 Januari 2017.stlh sls operasi kami lega Krn hanya 3/4 telapak kaki kanan yg diambil (tindakan minimal spt disampaikan asisten dokter sblm nya).Kami berpikir mslh sdh sls.dan ibu diijinkan plg tgl 25 Januari 2017 dngn 'hanya' dibekali obat sejenis kalsium tanpa ada obat antibiotik atau anti nyeri. Kami smpt bertanya2 knp hanya obat kalsium, tp kami ttp berprinsip ahh sudahlah pasti dokter lbh tau obat apa yg dibutuhkan utk ibu. Ibu dijadwalkan utk kontrol tgl 1 Februari 2017.sesampai dirmh, luka ibu dirawat oleh tetangga saya yg kebetulan perawat di RS lain di semarang. Tetangga saya smpt bertanya knp kmrn operasinya tdk sekalian di atas mata kaki yg mrpkn batas aman??Selama di rumah, kondisi ibu bknnya membaik tp mlh memburuk, tetangga saya yg perawat menyarankan utk segera dibawa ke RS lg perlu menunggu tgl 1 Februari 2017.akhirnya ibu saya dibawa ke Surabaya bersama kakak saya dan dimasukkan ke salah satu RS di Surabaya tgl 30 Januari 2017.dan tim dokter di sana jg smpt bertanya knp kmrn operasinya tdk sekalian di atas mata kaki yg mrpkn batas aman?? (Kami semakin heran knp bs sama pertanyaan dr tetangga saya yg perawat dngn tim dokter di RS Surabaya tsb??Apakah tim dokter RS Kariadi tidak akurat dlm melakukan tindakan??Knp operasi dngn penyakit yg sama dan di tmpt yg sama tdk bs dilakukan dlm sekali tindakan??Knp harus diamputasi bbrp kali dalam jarak waktu hanya bbrp hari??). Selanjutnya tim dokter Dr Surabaya melakukan. Foto, tes, observasi dan semacamnya thdp luka ibu. Dan menyimpulkan kl bakteri penyebab luka ibu jenisnya ganas dan kemungkinan akan diamputasi lg sampai sekitar lutut.Tetapi sblm tindakan tim dokter akan melakukan pengobatan dahulu dan melihat perkembangannya.kami merasa heran knp penanganan di Kariadi bs spt itu?Terkesan tdk tuntas dan hrs berulang2 amputasinya. Terkesan krng akurat dlm memutuskan tindakan.apakah ini karena tim dokter Kariadi yg krng profesional atau Krn ibu saya dirawat dngn fasilitas BPJS?? KESEHATAN•"
Disposisi
Senin, 20 Februari 2017 - 06:39 WIB
Admin Gubernuran