Rincian Aduan : LGWP63471801

Selesai Public

KOTA SURAKARTA, 19 Sep 2020

Yth. Bapak Ganjar Pranawo dan admin lapor gub, Mohon maaf jika mengganggu waktu bapak. hari ini sabtu 19 september 2020 sy ke samsat surakarta untuk mendaftarkan kendaraan rampasan negara tanpa stnk bpkb yg sdh sy beli dr lelang kpknl tasikmalaya dan kejari garut. kemarin juga lapor tentang lamanya proses mendapatakn surat rekom polda yg menghabiskan waktu 2bulan. sy beli kendaraan rampasan negara lelang online 24/juni/2020. risalah tgl 03/juli/2020. sy cek fisik di samsat 04/juli/2020. dari saya pribadi sy tidak menunda nunda mengurus surat kendaraan. karena proses di polda jateng yg lamanya 2 bulan ut mengurus surat rekom slesai di bln september. dan kesibukan pekerjaan jadi sy bisa urus ke samsat hari ini. sebelumnya ke satlantas jg nunggu bbrp hari ut daftar bpkb pnbp 375rb. dilanjut ke samsat hari ini. alangkah terkejut dan kaget saya di mintain tagihan total 8.377.600 yang asumsi perhitungan awal saya cuma sktar 2.5jt saja. ada selisih 6jt yg setelah ditelisik trnyata saya dikenakan BBN 1 sebesar 12.5%. jujur ini sangat memberatkan utk saya dan temen2 pemain lelang yg lain. krn kita beli kendaraan kondisi bekas. bukan baru. jadi mohon untuk ditinjau lagi kebijakan bbn 1 yg 12.5% perhitungan saya laba pemain mobil bekas sktar 5jt klo dihajar bbn 1 harus bayar sampe 7jt tentunya bukan untung yg didapat melainkan kerugian yg kami dapat. apalagi untuk jangka panjang akan mengurang potensi PAD (pendapatan asli daerah). klo kita dikenai bbn 2 akan ada potensi pemasukan dr pajak tiap tahun yg mungkin bs slama 20-30thn lg. sesuai umur pakai mobil. tpi klo langsng dihajar bbn 1 didepan sy mungkin akan berpikir ulang untk melanjutkan proses pendaftaran ranmor. pengusaha klo terpaksa rugi pastinya memilih seminimal mungkin kerugian. dg tidak melanjutkan pendaftaran. krn klo dilanjutkan jelas tomboknya. gak bisa jalan. apalagi dikondisi ekonomi yg sulit seperti ini. tolong dikembalikan saja spt sebelumnya eks lelang dikenai bbn 2 sebesar 1% . biar juga bisa sama2 berjalan. surat edaran yg sy maksud no 973.1/15.902/PKB/VII/2020 ttd kepala badan pengelolaan pendapatan daerah. Drs Tavip Supriyanto, M.Si . surat edaran berlaku tgl 02 agustus 2020. satu lagi pa gubernur ada yg janggal menurut saya. perhitungan denda bbn dan pkb dihitung dr awal risalah muncul. pdhl yg bikin lama mundur sampe 2bulan lbh itu bukan krn wajib pajak yg tdk mengurus. melainkan proses di intitusi polisi yg lama cari srt rekom polda aja 2bulan. kemudian sec sepihak petugas penetapan lsng menghajar denda. itukan tidak fair / tidak adil namanya. soale yg bikin lama trus muncul denda itu pihak yg msh dalam 1atap (polri). bukan dr pihak wajib pajak. demikian laporan saya. konfirmasi lbh lanjut sy membuka diri ut dipanggil / call. nama sy salahudin sulaiman dawud. hp 08987587559

0 Orang Menandai Aduan Ini