Rincian Aduan : LGWP25090534

Selesai Public

KOTA SURAKARTA, 28 Jul 2016

PROPOSAL [USULAN] KERJASAMA PENERBITAN RISALAH ILMIYYAH SAR’IYYAH “BIMBINGAN MORAL SPIRITUAL BAGI PNS MUSLIM” Kepada Yang Terhormat GUBERNUR JAWA TENGAH Bpk. H. Ganjar Pranowo, S.H. M.IP Di Semarang ?????? ????? ????? ???? ??????? ?? ????? ??? ? ????? ???????? ???????? ? ????? ????? ?? ???? ?????? ? ??? ????? ??????? ? ?? ???? ???? ??? ??? ?? ? ??? ???? ??? ???? ?? ????? ?? ?? ??? ??? ???? ???? ?? ???? ?? ? ????? ?? ?????? ???? ??????. ??? ????????????? Bapak Gubernur –hafizhakallah- yang saya hormati, teriring doa saya semoga Bapak senantiasa dalam lindungan Allah subhanahu wa ta'alaa, semoga Bapak senantiasa dalam naungan hidayah (petunjuk) dan inayah (pertologan) Allah subhanahu wa ta'alaa, dan semoga kepemimpinan Bapak terhadap Propinsi Jawa Tengah membawa kemaslahatan yang sebesar-besarnya, amiin yaa Mujibas-sailiin. Bapak Gubernur –hafizhakallah- yang saya hormati, saya menghormati dan mendoakan kebaikan untuk Bapak sebagai Pemimpin. Adalah kewajiban setiap Muslim untuk mendengar dan mentaati para Pemimpin dalam kebaikan, dan berpartisipasi dalam kebaikan yang dipimpin para Pemimpin sesuai dengan kadar kemampuan yang dimiliki. Karena yang demikian itu (mendengar dan menaati para pemimpin, serta mendoakan kebaikan untuk mereka), termasuk pokok Aqidah Islam. Al-Imam Al-Barbahari rahimahullah berkata : “Jika kamu melihat orang yang mendoakan keburukan kepada pemimpin, ketahuilah bahawa ia termasuk salah seorang ahlu ahwa’ (pengikut hawa nafsu), namun apabila kamu melihat orang yang berdoa untuk kebaikan seorang pemimpin, ketahuilah bahawa ia tergolong sebagai seorang Ahlu Sunnah, insya-Allah.” (Syarhus Sunnah : 83). Al-Imam Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata : “Jika aku memiliki doa yang baik yang dikabulkan, maka semuanya akan aku persembahkan (mohonkan) untuk pemerintah.” Beliau ditanya, “Wahai Abu ‘Ali, jelaskan maksud ucapan tersebut?” Beliau berkata : “Bila doa itu hanya aku tujukan untuk diriku, maka ia hanya bermanfaat untuk diriku, tetapi apabila aku mohonkan untuk pemimpin dan ternyata para pemimpin berubah menjadi baik, maka semua orang dan negara merasakan manfaat dan kebaikannya.” (Syarhus Sunnah : 83-84). Dari Anas bin Malik radiyallaahu ‘anhu bahwasanya dia berkata, "Telah melarang kami para pembesar kami dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia berkata : "Janganlah kalian mencaci para penguasa kalian dan janganlah curang kepada mereka dan membenci mereka, dan bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah karena sesungguh perkara itu adalah dekat." (Ibnu Abi Ashim [As-Sunnah] : 2/488). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ? Doa seseorang Muslim kepada saudaranya tanpa pengetahuan saudaranya tersebut adalah doa yang mustajab (dikabulkan). Di sisinya ada Malaikat. Ketika dia berdoa kebaikan kepada saudaranya, Malaikat tersebut mengatakan : “Amiin, engkau akan mendapatkan yang sama dengannya.” (HSR. Muslim no. 4914). ? Penguasa adalah naungan Allah di muka bumi, barang siapa menghinakannya maka Allah akan mengghinakannya dan barang siapa memuliakannya maka Allah akan memuliakannya. (HSR. Ibnu Abi Ashim [As-Sunnah] : 2/492). Nasihat bagi pemimpin Kaum Muslimin adalah dengan membantu mereka dalam kebenaran, menaati mereka dalam hal yang ma'ruf, mengingatkan mereka dalam kebenaran, menasihati mereka dengan cara yang halus dan lembut, menjauhi perlawanan kepada mereka, mendo'akan kebaikan kepada mereka dan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. (Shiyanatus Shahiih Muslim : 1/221-222). Al-Imam Abu Ja'far Ath-Thahawi rahimahullaah berkata : "Dan kami tidak memandang bolehnya memberontak kepada para pemimpin dan para waliyyul amri kami, meskipun mereka berbuat kecurangan, kami tidak mendo'kan kejelekan atas mereka, kami tidak melepaskan diri dari ketaatan kepada mereka, kami memandang ketaatan kepada mereka adalah ketaatan kepada Allah 'azza wa jalla sebagai suatu kewajiban selama mereka tidak memerintah kepada kemaksiatan, dan kami do'akan mereka dengan kebaikan dan keselamatan." (Aqiidah At-Thaahaawiyah : 2/540). Al-Hafizh Abu Ishaq As-Sabi'i rahimahullaah berkata: "Tidaklah suatu kaum mencaci penguasa mereka kecuali mereka diharamkan dari kebaikan." (Ibnu Abdil Barr [At-Tamhiid] : 21/287). ***** ***** Bapak Gubernur -hafizhakallah- yang saya hormati, sebagaimana Kita ketahui bersama bahwa ketaqwaan penduduk suatu negeri merupakan sebab bagi kebaikan negeri tersebut. Sebaliknya ketidaktaqwaan penduduk suatu negeri merupakan sebab malapetaka bagi negeri tersebut. Allah subhaanahu wata'alaa berfirman : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (TQS. Al-A’raaf [7] : 96). Maka, ketika negeri yang Kita cintai ini akhir-akhir ini semakin kerap dilanda bencana, berbagai musibah silih berganti menimpah, harus Kita yakini bahwa semua itu tidak terlepas dari semakin merosotnya kulitas ketaqwaan penduduk negeri ini dan semakin merajalelanya kemaksiatan. Dan kedua kenyataan pahit tersebut adalah fakta yang tidak terbantahkan. Layar kaca Kita dan lembaran-lembaran berita Kita dipenuhi dengan hal-hal yang menyesakkan dada. Allah subhaanahu wata'alaa berfirman : Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (TQS. Ar-Ruum [30] : 41). Oleh karena itu, pembangunan iman dan takwa (IMTAQ) tidak bisa dikesampingkan dari program pembangunan nasional. Bahkan seharusnya dikedepankan dan dijadikan sebagai pondasinya. Pembangunan fisik-material tanpa ditopang dengan kekuatan IMTAQ tidak hanya berpotensi gagal, bahkan besar kemungkinan malah akan menjadi bumerang dikemudian hari. Dan karena penduduk negeri ini mayoritas Kaum Muslimin, maka keberhasilan pembangunan negeri ini dan kebaikan negeri ini dimasa yang akan datang akan sangat ditentukan oleh kualitas IMTAQ Kaum Muslimin. Dalam rangka peningkatan kualitas IMTAQ penduduk negeri ini guna menunjang keberhasilan program pembangunan nasional, upaya peningkatan kualitas mental-spiritual (IMTAQ) PNS sebagai poros utama penyelenggara ketata-laksanaan kehidupan bernegara tidaklah bisa dikesampingkan. Karena pekerjaan seorang PNS sangat terkait erat dengan pelayanan publik, atau pengaturan dan penyelenggaraan peri-kehidupan masyarakat luas, atau pengelolaan harta (perbendaraan, aset) negara bagi kemaslahatan rakyat. Bapak Gubernur –hafizhakallahu- yang saya hormati, memiliki pegawai yang profesional (berkompeten dibidangnya) sekaligus amanah (jujur) merupakan dambaan setiap pemimpin sejati. Namun masalahnya, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kedua karakter tersebut tidak selalu terkumpul pada setiap orang. Mencari pegawai yang profesional bukanlah sesuatu yang sulit, tetapi belum tentu amanah. Sebaliknya, mencari pegawai yang jujur juga tidak terlalu susah, tetapi belum tentu profesional. Demikianlah sunatullah, sosok pegawai yang profesional segaligus amanah merupakan sesuatu yang langka dari zaman ke zaman. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah berkata : Kemampuan dan amanah jarang bersatu pada diri seseorang. ‘Umar bin Al-Khatthab radhiyallaahu 'anhu berkata : ‘Ya Allah, hanya kepada-Mu aku mengeluhkan kegigihan orang jahat dan kelemahan orang yang dapat dipercaya (amanah).’ [As-Siyasah Asy-Syar’iyyah : 15]. Setiap instansi pemerintah selalu mengadakan pelatihan-pelatihan bagi pegawainya secara berkelanjutan, sesuai dengan jenis pekerjaan dan jenjang jabatan masing-masing pegawai. Tujuannya agas setiap pegawai mampu menjalankan tugas-tugas kedinasannya dengan sebaik-baiknya. Ini adalah upaya untuk mengembangkan profesionalisme pegawai. Lalu bagaimana dengan upaya pengembangan karakter amanah bagi pegawai? Membangun karakter amanah para pegawai adalah sesuatu yang mungkin, dan sudah seharusnya diupayakan dan diprioritaskan oleh setiap instansi pemerintah. Karena profesionalisme semata tanpa sifat amanah akan kurang bermanfaat. Bahkan bukan tidak mungkin malah bisa menjadi alat perusak bagi diri si pegawai pribadi berikut keluarganya, instansi tempatnya bekerja, masyarakat luas, serta bangsa dan negara. Bapak Gubernur -hafizhakallah- yang saya hormati, berangkat dari kenyataan tersebut, dengan segala keterbatasan yang ada, saya berusaha menyusun risalah ringkas, namun pembahasannya telah diupayakan komprehensif, yang saya beri judul : BIMBINGAN MENTAL-SPIRITUAL BAGI PNS MUSLIM MENUJU SUKSES DUNIA-AKHIRAT. Risalah tersebut memuat uraian ringkas sebagian rambu-rambu syari'at yang seharusnya dipahami dan ditaati oleh setiap PNS Muslim. Yang seandainya rambu-rambu tersebut ditaati, inysa Allah ta’ala akan membawa kebaikan-kebaikan yang sangat banyak bagi pribadi PNS berikut keluarganya, instansi tempatnya bekerja, masyarakat luas, serta bangsa dan negara dari kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat. Karena mayoritas PNS di negeri ini adalah Muslim, saya yakin upaya peningkatan kualitas mental-spiritual (IMTAQ) PNS Muslim akan membawa dampak positif yang signifikan bagi negeri ini biidznillaahi ta’ala. Begitu pula bagi Propinsi Jawa Tengah yang mayoritas PNS-nya adalah Muslim. Risalah tersebut juga bisa dijadikan Modul Belajar Mandiri bagi PNS Muslim di lingkungan Pemprop Jawa Tengah dan diujikan pada seleksi dan promosi kenaikan pangkat dan jabatan. Bapak Gubernur -hafizhakallah- yang saya hormati, dan karena itu semua, tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap Bapak, dengan ini saya mengajukan proposal (usulan) kerjasama penerbitan risalah yang saya tulis tersebut untuk dibagikan kepada pegawai Muslim (PNS dan non-PNS) di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, sekaligus mengharapkan kesediaan Bapak untuk memberikan kata sambutan untuk risalah tersebut. Naskah dari risalah tersebut saya sertakan bersama proposal ini. Dan naskah tersebut merupakan ringkasan dari naskah aslinya dengan menghilangkan khat arab dari ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits Nabi agar risalah tersebut tidak terkesan terlalu tebal. Dan jika nantinya Pemprop Jawa Tengah bermaksud untuk menerbitkan risalah terbut, maka Pemprop Jawa Tengah bisa memilih apakah ingin menerbitkan versi lengkapnya atau versi ringkasnya. Jika nantinya Pemprop Jawa Tengah bermaksud untuk menerbitkan risalah terbut, nakah dari risalah tersebut (versi ringkas dan lengkapnya) akan saya kirimkan via flashdisk. Pemprop Jawa Tengah boleh mengubah lay-out dan artistik dari risalah tersebut tanpa mengubah isinya. Selain diterbitkan dalam bentuk buku, risalah tersebut juga bisa dimuat secara berseri di media internal Pemprop Jawa Tengah. ***** ***** Bapak Gubernur –hafidzhakallah- yang saya hormati, disamping untuk menunjang keberhasilan Bapak dalam memimpin Propinsi Jawa Tengah, mewujudkan pemerintahan yang bersih dan kepemimpinan yang pro-rakyat, mewujudkan visi dan misi Propinsi Jawa Tengah, saya juga berharap amalan tersebut -membimbing sekian banyak manusia (PNS Muslim) pada kebaikan- akan menjadi amalan Bapak yang terbaik nilainya di sisi Allah subhanahu wa ta'alaa di antara semua amal-amal kebaikan Bapak selama Bapak mengemban amanah sebagai Gubernur Jawa Tengah, amiin yaa Mujibud-da’waat. Dan hal tersebut sangatlah mungkin. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda : ? Barangsiapa menyeru kepada hidayah (jalan petunjuk dan kebaikan), maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikuti (atau mengerjakan)nya tanpa mengurangipahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang mengikuti (mengerjakan)nya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HSR. Muslim no. 6750 [dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu], no. 1017 [dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu]). ? Sesungguhnya para Malaikat, serta semua penduduk langit-langit dan bumi, sampai semut-semut di sarangnya, mereka semua bershalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (HSR. At-Tirmizi no. 2685 dari Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu). ? Demi Allah, sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’alaa memberikan hidayah (petunjuk pada kebaikan) kepada seseorang dengan (da’wah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah. (HSR. Bukhari no. 1077 & 2783; Muslim no. 1872 7 2406; & Ahmad no. 22872, dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu). ? Wahai Ali, sesungguhnya Allah subhaanahu wata'alaa memberikan hidayah kepada seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya). (HSR. Al-Hakim [Al-Mustadrak]). Dan saya juga berdoa semoga Allah subhanahu wa ta’alaa mencatatnya sebagai amal jariyyah, yang akan tetap mengalir pahalanya hingga akhir hayat Kita, bahkan setelah Kita berpisah dengan alam dunia nan fana ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda : ? Apabila meninggal anak cucu Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal : [1] sedekah jariyah, [2] ilmu yang bermanfaat, dan [3] anak yang shalih yang mendoa’akan orang tuanya. (HSR Ahmad no. 8498, dan Ibnu Majah no. 237). ? Sesungguhnya amal shalih yang akan menyusul seorang Mukmin setelah dia meninggal dunia kelak ialah : [1] ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, [2] anak saleh yang dia tinggalkan, [3] mushaf Al-Quran yang dia wariskan, [4] masjid yang dia bangun, [5] rumah tempat singgah musafir yang dia dirikan, [6] air sungai (irigasi) yang dia alirkan, dan [7] sedekah yang dia keluarkan di kala sehat dan masih hidup. Semua ini akan menyusul dirinya ketika dia meninggal dunia kelak. (HR Ibnu Majah no. 238 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu). Bapak Gubernur –hafidzhakallah- yang saya hormati, demikian saya sampaikan. Atas perhatiannya saya ucapkan syukron (terimakasih), jazakallahu bi ahsanil jaza’ (semoga Allah subhanahu wa ta'alaa membalasi Bapak dengan balasan yang terbaik). Dan atas segala sesuatu yang tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Baarakallahu lii wa lakum. ??????? ????? ????? ???? ??????? Surakarta, 28 Juli 2016 Salam ta’dzim saya, Heri Murianto S.P. [Abu Muhammad Syihabuddin] Ma’had ‘Ilmi Al-Madinah Surakarta, Lt. II Masjid Jajar, Jl. Slamet Riyadi No. 566, Jajar, Laweyan, Surakarta 57144, HP : 0823 8492 7075, E-Mail : heriamsar@gmail.com

0 Orang Menandai Aduan Ini