Rincian Aduan : LGWP03027182

Selesai Public

14 Jun 2016

"Menjadi petani tidak menjanjikan lagi. Apalagi harga pupuk dan obat-obatan cukup mahal. Ketika harga gabah dijual harganya standar sekali di bulog 370 ribu, di bakul petugas tangan kanan bulog beli disawah 300 ribu. petani merugi. sedangkan tiap tahun umk buruh naik terus . petani tidak di perhatikan pemerintah. kami kerja 4 bulan. coba anda bayangkan. jika panen gagal/ harga padi murah kami rugi modal. dan kami rugi tenaga 4 bulan tanpa gaji. sedangkan pns tiap tahun naik terus. ini tidak adil. apakah pejabat sekarang sudah tak perduli petani? sedangkan para pejabat makan nasi petani? petani tiap hari tiap bulan tiap tahun semakin miskin. biaya buruh tani mahal. banyak petani terlilit utang sana sini pada bank / rentenir. sudah tidak ada lagi pemuda yang mau bertani karena pemerintah tak perduli petani tak pernah menaikan harga gabah petani sedangkan pabrik pupuk pemerintah harga selalu naik beserta upah para buruh tani. Pemerintah mengincar pasokan beras ke negara di Asia Selatan. Ini untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pasokan beras dari pemasok tradisional, seperti Thailand dan Vietnam. sehingga pemerintah itu terkesan membunuh para petani tradisional lambat laun petani tradisional akan punah dari negara indonesia. semuanya serba impor karena pemerintah tak memperhatikan kaum petani. kami hanya minta agar harga padi di naikan setiap tahun. agar biaya produksi padi selama 4 bulan itu bisa diimbangi dengan harga padi yang mahal dari harga bulog sekarang.( dari dulu bulog harga segitu 370 ribu selama 25 tahun ) apa pemerintah tidak peduli petani? apa buruh dan pns saja yang berhak naik gaji/ pendapatanya ? sedangkang petani menderita merugi terus? serta tidak ada asuransi pemerintah?

0 Orang Menandai Aduan Ini